Senin, 02 September 2013

La Tahzan For Broken Hearted Muslimah




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLr-2EmeVnaUBcg7jy1bBWmywQB1ie0OV4ABBLxESU5oUW7QPp-wqhpe1lS55uC82vfq4694cdZl1tqaMQvfPFEA1jaHFZNiRIcVrmfnBgZPOt1Snqe3NDPGuBBronGmWk8ND1Z22qW0ID/s320/index+%25282%2529.jpeg
“Apakah yang menyebabkan cinta seakan berubah menjadi anak pedang yang menusuk ruang hati? Seharusnya kan cinta membuat kita seakan menjadi seekor burung yang sedang melintasi keindahan gunung-gunung dan hijauhnya lembah. Seharusnya cinta membuat kita bahagia, bukan sengsara. Aku hanya dapat merasakan kepahitan cinta.”
Oh, sungguh menyentuh. Mungkin itu yang akan kamu ucapkan ketika kamu sedang merasakan patah hati atau istilah kerennya broken heart. Dan akhirnya buat kamu jadi berada “diandilau” (diantara dilema dan galau). Jangan bersedih yaa. Ini dia beberapa penyebab yang membuat kamu patah hati. Check it galzz ! ;)
  1. Cinta Tak Bersambut
Baru kusadari cintaku bertepuk sebelah tangan. Kau buat remuk seluruh hatiku…”
Tahu penggalan lirik lagu itu gak? Yapp bener banget. Itu salah satu lagunya Dewa 19 yang judulnya Pupus. Pas banget kalau kamu dengerin lagu itu dalam suasana yang lagi broken heart karena cintamu bertepuk sebelah tangan.
Cinta akan menjadi episode yang penuh dengan air mata kesedihan ketika cinta itu bertepuk sebelah tangan. Padahal kamu sudah berjuang mati-matian untuk menarik perhatian dia. Namun sayang, dia tak kunjung jatuh cinta padamu. Hiks, tragis banget yaa ? Malahan dia gak ngebales BBM, SMS, DM, atau mention kamu. Kamu udah telpon tapi gak diangkat juga. Eh jadi inget lagunya BoyBand Stanza deh:
Kau buat aku galau disetiap malamku BBM tak dibalas hanya read saja. Dilemapun melanda tanpa ada jawabnya BBM tak dibalas hanya read saja…” (Stanza_Galau)

Oh ya, back to point.
BTW pernah nih temenku curhat sama aku yang katanya, “Dia hanya menganggap saya teman, mbak. Padahal bertahun-tahun saya mencoba menjadi yang spesial buat dia. Saya sudah berdandan secantik mungkin. Saya membantu dia mengerjakan tugasnya dan saya juga selalu ada untuk dia. Tapi dia hanya menganggap saya teman. Dia sayang sama saya, tapi hanya sebagai teman bukan kekasihnya. Sakit hati saya mbak.”

Hanya menganggap teman? Hey, seberapa jelekkah keadaan ini ?
Muslimah, menjadi seorang TEMAN bagi seseorang seringkali lebih berkesan bagi seseorang. Dan menjadi TEMAN rasanya lebih ABADI. Betul gak ?
Dengan menjadi teman kita nggak perlu khawatir tampil jelek atau kucel di depan dia. Kita juga tak perlu khawatir jika ada cabe di deretan gigi kita saat kita tertawa.
Oh ya, dalam bahasa inggris, kata “FRIEND” memiliki makna yang sangaaattt dalam. Perlu kedekatan dan kepercayaan yang luar biasa untuk menyebut seseorang sebagai ‘my friend’. Jadi, gak perlu sedih ketika si dia hanya menganggap kamu sebagai teman. Percayalah Allah sedang menyiapkan kebaikan di balik ini semua. Bungkus air matamu dan tersenyumlah :) Nah, kalau senyum kan kamu jadi keliatan lebih cantik hehehehe *plaakk
  1. Cinta Datang Sebelum Waktunya
Cinta menjadi cerita yang penuh air mata ketika kamu menyadari dirimu dan dirinya (mulai terdengar kayak lirik lagu ya :p) tidak mungkin meneruskan perjalanan cinta ini. Hah? Why?
Pertama, karena usia. Kamu masih anak sekolah… (if you know the song)
Kita jatuh cinta dengan lawan jenis, itu wajar. Tapi kalau kita jatuh cinta dengan sesama jenis baru namanya itu gak wajar -_- Tapi ingat! KITA MASIH TERLALU KECIL UNTUK SERIUS DALAM HAL YANG NAMANYA “CINTA”. Kita ababil (ABG labil) kewajiban kita belajar untuk masa depan dan kita masih memiliki seabrek proses pendewasaan yang wajib untuk kita lalui. Masih rungsing sama PR atau ulangan yang nilainya belakangan do mi sol do . . .
Kedua, kita belum siap married. Sebagai muslimah yang baik, harusnya kita tidak ingin terjun dan terlibat dalam dunia pacaran, atau HTS, atau apapun istilahnya.
Sekarang apa yang harus aku lakukan? Aku patah hati!”
La Tahzan.
Jangan sedih sayaaaaanggg. Cinta bagi seorang muslimah memang membutuhkan the right one and the right time.
Allah Maha Baik. Percaya itu !
Mungkin kisah cinta yang sekarang bukan dimaksudkan-Nya untuk menjadi milik kamu. Coba nikmati dan syukuri karena cinta sebenarnya perasaan yang indah. Coba cari hikmah yang kamu dapat dalam hal ini.
Satu lagi,
Kalau jodoh gak bakalan lari kemanaaaaaaaa…..”
  1. Cinta Yang Tak Pantas
Kamu jatuh cinta tetapi si dia sudah milik orang lain. Buruknya lagi, dia sebenarnya mencintai kamu (setidaknya itu yang dia katakan kepadamu). Kasus ini banyak terjadi loh. Termasuk si penulis pernah merasakannya hehehe :p Apakah kamu juga mengalami hal yang serupa? Apa yang harus kita lakukan?
Coba pikirkan dan renungkan.
Benarkah lelaki ini mencintaimu? Jika dia bisa mengkhianati orang yang dicintai dan diam-diam menjalin hubungan denganmu lelaki tipe ini harus diberi label khusus “Jangan dekat-dekat.”
Loh? Kenapa?
Karena mereka punya potensi untuk tidak mensyukuri cinta yang sebelumnya telah Allah berikan kepada mereka. Tindakan yang dilakukan menunjukkan mereka tidak menjaga dengan sungguh-sungguh perasaan dan kesetiaan terhadap perempuan yang dicintai. Dia bukan laki-laki yang baik sayaaanggg. Jauhkanlah dia. Jangan sampai kalau kamu bersih keras untuk menjalin hubungan dengan dia kamu bisa dibilang perempuan perebut laki orang dan *kyaaa pokoknya bakal banyak problem yang harus kamu selesaikan jika kamu mendekati dia. Ingat! Perempuan yang baik hanya untuk lelaki yang baik.

La Tahzan yaa Muslimah. :)
Masih begitu banyak PR pribadi dan kualitas diri yang harus di tingkatkan hingga kita layak untuk berhadapan dengan Allah dan menghuni surga Allah. Masih banyak permasalahan umat yang terasa jauh dari hati kita. Masih begitu banyak nikmat yang terlupakan hanya karena patah hati oleh cinta.
Saudariku muslimah yang di rahmati Allah, jangan patah hati karena cinta. Semoga Allah menjadikan dirimu semakin kuat karena cinta. Sebab, apapun warna cinta di dunia, akan selalu ada cinta dari –Nya yang abadi, yang tidak pudar karena waktu, yang selalu menjanjikan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Insya Allah :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar